Rabu, 01 April 2015

Softskill : Perekonomian Indonesia



             Perekonomian Indonesia





                                          Fakhri Dipo Yulianto
                                   1EB34
                                2C214794



            UNIVERSITAS GUNADARMA
                                     2015





KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. saya dapat menyusun makalah untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia yang memiliki suatu muatan soft skill yang membuat kita menjadi diri yang mandiri.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah adanya tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia. Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah tersebut. Tema Perekonomian Ekonomi Indonesia di pilih karena masih banyak masalah yang perlu di soroti dalam hal ini. Makalah ini di buat sebagai pembelajaran bagi para pembaca terutama bagi penulis. Maka dengan alasan-alasan tersebutlah makalah ini di buat.


















DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                
Daftar Isi
BAB I . PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah                                                                                                                                                                                                                                                                                      1.1
Rumusan Masalah                                                                                                                                           1.2
Tujuan                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 1.3
BAB II. PEMBAHASAN
Sistem Ekonomi                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 2.1
Sejarah Ekonomi                                                                                                                                              2.2
PDB Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi                                                                        2.3
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan                                                                                                                                                                                                                                                                                                              3.1
Daftar Pustaka
          









                                                                           BAB 1
                                                                PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dari masa kemasa perekonomian Indonesia terus berubah. Dari sebelum orde lama sampai dengan setelah orde baru.  Sistem perekonomian Indonesia dapat di katakan  tidak mengikuti dua kekuatan besar yaitu ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis.
Sebelum membahas mengenai sistem perekonomian Indonesia, akan lebih baiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa itu system perekonomian. Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Dalam mengatur faktor produksi yang membedakan antara sebuah system ekonomi  dengan system ekonomi lain.
Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila. Ini berarti bahwa sistem perekonomian di Indonesia harus mengacu serta berdasarkan pada kelima sila dalam Pancasila. Sehingga secara normatif landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Dimana aplikasi pelaksanaan sistem ekonomi di Indonesia tidak boleh menyimpang dari sila-sila pada Pancasila serta pasal-pasal yang terkandung dalam UUD 1945.
Dalam menjalankan roda perekonomian, Indonesia harus berlaku adil dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Kegiatan perekonomian yang dijalankan juga untuk membentuk persatuan bangsa yang semakin kuat. Kegiatan perekonomian yang merusak persatuan bangsa justru sangat dihindari dan sama sekali tidak bermanfaat dalam jangka panjang. Segala bentuk perselisihan dalam kegiatan ekonomi juga hendaknya diselesaikan dengan cara musyawarah dan dengan cara-cara yang bijaksana.









1.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Mengetahui pengertian system
2. Mengetahui bagaimana ekonomi Indonesia setiap periode pemerintah Orde lama Orde baru dan Reformasi
3. PDB Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi

1.3. TUJUAN
a. Memahami definisi sistem
b. Mendeskripsikan sistem perekonomian Indonesia dan perekonomian Indonesia saat ini
c. Mempelajari prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia








                                                                                                        
                                                                              BAB 2
                                                                      PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi Indonesia
1. Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa masyarakat, untuk suatu sistem sosial, makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau sistem lingkungan, barang atau alat, untuk suatu peralatan, data, atau kumpulan fakta, untuk suatu sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-objek tersebut.
2. Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsure manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksudkan meliputi lembaga-lembaga ekonomi formal maupun informal, cara kerja, mekanisme hubungan, hukum atau peraturan perekonomian serta kaidah atau norma lain yang dipilih atau diterima oleh masyarakat.
Benang merah hubungan sistem ekonomi dengan sistem politik adalah, sbb :
1.  Liberalisme (liberal) dengan Komunisme (komunis), konteksnya adalah ideology politik.
2.  Demokrasi (demokratis) dengan Otokrasi (otoriter), konteksnya adalah rejim pemerintahan (cara pemerintah).
3.  Egalitarianism (egaliter) dengan Etatisme (etatis), konteksnya adalah penyelenggaraan kenegaraan.
4.  Desentralisme (desentralistis) dengan Sentralisme (sentralistis), konteksnya adalah struktur birokrasi.
5.  Kapitalisme (kapitalis) dengan Sosialime (sosialis), konteksnya adalah ideology ekonomi.
6.  Mekanisme Pasar dengan Perencanaan Terpusat, konteksnya adalah pengelolaan ekonomi.
Sistem ekonomi suatu Negara bersifat khas, sehingga dapat dibedakan dari sistem yang berlaku atau diterapkan di Negara lain, berdasarkan beberapa sudut tinjauan, yakni :
a.  Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi.
b.  Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya.
c.  Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
3. Kapitalisme dan Sosialisme
Sistem ekonomi kapitalisme mengakui pemilikan individual atas sumber daya, sumber ekonomi atau faktor-faktor produksi dan terdapat keleluasaan bagi orang perorangan dalam memiliki sumberdaya. Kompetisi antarindividu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antarbadan usaha dalam mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak adanya kekangan atau batasan bagi orang perorang dalam menerima imbalan atas perstasi kerjanya. Prinsip keadilan yang dianut “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah sangat minim. Pemerintah sebagai “pengamat” dan “pelindung” perekonomian.
Sistem ekonomi sosialisme adalah sebaliknya. Sumber daya ekonomo atau faktor produksi diklaim sebagai milik Negara. Lebih menekankan kebersamaan masyarakat dalam menajalankan dan memajukan perkonomian. Imbalan yang diterima pada orang perorang didasarkan pada kebutuhan, bukan bedasarkan jasa yang dicurahkan. Prinsip keadilan yang dianut “setiap orang menerima imbalan yang sama”. Campur tangan pemerintah sangat tinggi. Pemerintah yang menenrukan dan merencanakan 3 persoalan pokok ekonomi, yaitu :
  What, apa yang diproduksi?
  How, bagaimana memproduksinya
  For Whom, untuk siapa diproduksi?
4. Persaingan Terkendali
Dari sistem kepemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, dinyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah kapitalistik. Tetapi ada pula yang mengatakan bahwa Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis. Jadi, secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalis dan bukan juga sosialis. Kompetisi untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik antarindividu maupun antarbadan usaha, tidak dikekang. Berkenaan dengan kompetisi antarindividu, pemerintah tidak membatasi pilihan orang dalam memasuki bidang pendidikan/keahlian yang diminati.
Sehubungan dengan persaingan antarbadan usaha , tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki bidang usaha tertentu. Namun dalam menghindari persaingan tak sehat dalam pasar barang tertentu sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka prioritas bidang usaha termasuk prioritas lokasi usaha. Pengendalian yang dimaksud adalah dengan mengumumkan Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam menerima imbalan atas prestasi kerja juga tidak ada kekangan. Sangat terbuka peluang bagi setiap pekerja/pemodal untuk mendapatkan imbalan melebihi dari sekadar kebutuhan. Pemerintah justru mengatur ketentuan upah minimum bagi pekerja, agar memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.


2.2 Sejarah Ekonomi Indonesia
1. Sejarah Pra Kolonialisme
Sejarah Indonesia Era pra Kolonial
Kebudayaan dan peradaban Nusantara sebelum masuknya bangsa Eropa telah berkembang dengan sangat cepat, bahkan mencapai puncak kejayaannya pada dua kerajaan besar yang ada di Nusantara kala itu, yaitu kerajaan Sriwijaya yang menguasai Sumatera, dan kerajaan Majapahit yang berkuasa di pulau Jawa, perniagaan antar pulau telah dilakukan juga pada era Sejarah Indonesia Era pra Kolonial.
Kerajaan Hindu-Buddha
Wilayah Barat Pulau Jawa pada abad ke-4 hingga ke-7 beruasa kerajaanTarumanagara yang merupakan kerajaan yang bersorak Hindu-Buddha hingga berlanjut pada kerajaan Sunda hingga abad ke-16
Pada abad yang sama di Sumatera berkembang sangat pesat kerajaan yang bercorak budaya Hindu-Buddha pada kerajaan Sriwijaya yang menguasai hingga wilayah Jawa Barat hingga Semenanjung Melayu, dan kemudian kerajaan besar Sriwijaya dapat melakukan kerja sama dengan Tiongkok i Ching di sekitar tahun 670 M.
Pada abad ke-14, di Jawa Timur berdiri sebuah kerajaan bernama Majapahit dengan Patihnya bernama Gajah Mada antara tahun 1331 hingga 1364, kerajaan Majapahit justru berkembang lebih maju dengan menguasai hampir seluruh Nusantara dan hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Warisan budaya dari masa kerajaan Majapahit pada masa patih Gajah mada ini meninggalkan kodifikasi hukum dan kebudayaan jawa yang hingga sekarang masih banyak di rayakan oleh masyarakat Jawa, tertuang dalam kitab Wiracarita Ramayana.
Baca Nusantara zaman Prasejarah
Kerajaan Islam
Islam sesungguhnya telah masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 M, yang disebarkan melalui jalur pelayaran Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Adia tenggaradan Bani Umayyah di Asia barat.
Masuknya Islam yang di bawa oleh bangsa Arab yang berdagang ini ternyata membawa pengaruh sangat besar terhadap institusi politik yang ada kala itu. Raja Sriwijaya pertama yang memeluk Islam adalah raja Srindravarman pada tahun 720 M
Sejak itulah Islam justru semakin menguasai seluruh sendi-sendi budaya, hingga suatu saat dapat menggantikan Hindu-Buddha sebagai kepercayaan utama masyarakat kala itu, dengan demikian maka tidak heranjika kemudian muncul banyak sekali kesultanan Islam contohnya kesultanan Peureulak yang berdiri pada 1 Muharrm 225 H.


2. Sistem Ekonomi Kapitalis Liberal
Sistem ekonomi Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset dan faktor produksinya yang hampir sebagian besar dimiliki oleh swasta/pribadi. Dalam kegiatan produksinya, perusahaan berusaha untuk mendapat keuntungan/profit sebesar-besarnya. Sistem perekonomian ini, memberikan kebebasan pada setiap orang dalam proses ekonomi.
Ciri – ciri ekonomi Liberal/Kapitalis adalah
·         secara keseluruhan barang yang di hasilkan bermutu tinggi
·         masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber produksi
·         timbul persaingan dalam masyarakat
·         pemerintah tidak ikut campur secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
Dalam sistem ekonomi apapun tidak terlepas adanya Keuntungan dan kelemahan dalam menjalankan sistem ekonomi. Liberal/Kapital sendiri pun memiliki 2 posisi tersebut. Keuntungan sistem ini adalah
·         mengahasilkan barang – barang bermutu tinggi, timbulnya rasa ingin maju dari masyarakat
·          semua yang dilakukan dilakukan secara efisien dan efektif, dan untung yang besar.
Lalu dilain sisi, sistem ini memiliki kelemahan yaitu
·         karena persaingan begitu bebas maka terjadilah persaingan yang tidak sehat antar masyarakat
·         terjadinya jenjang sosial yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin
·         sulitnya pemertaan pendapatan.
3. Era Pendidikan Jepang
Jepang merupakan salah satu kekuatan besar dalam era globalisasi ekonomi, politik, pendidikan, dan budaya, selain Amerika Serikat dan Eropa Barat. Perjalanan pembangunan Jepang membangun kekuatan global mengalami siklus, mulai tahap pengembangan pada masa Ieyasu, tahap pengenalan pada masa Kekaisaran Tokugawa, tahap pertumbuhan sampai kematangan pada masa Restorasi Meiji, tahap kejenuhan pada masa Kaisar Showa, dan tahap penurunan pada masa Perang Dunia II. Setelah itu, Jepang kembali bangkit dan menjadi negara maju yang adil dan makmur.
Kemajuan Jepang yang cepat dan pesat disebabkan keberhasilan bangsa Jepang mengelola tiga kecerdasan bangsa, yaitu mengembangkan kecerdasan intelektual (to develop the IQ), menumbuhkan kecerdasan emosional (to grow the EQ), dan menanamkan kecerdasan spiritual (to internalize the SQ). Pengembangan kecerdasan intelektual bangsa Jepang dilakukan melalui sistem pendidikan yang konsisten dan bermutu sejak Restorasi Meiji sampai sekarang. Penumbuhan kecerdasan emosional berlangsung secara mudah karena Jepang merupakan negara yang benar-benar “satu nusa”, “satu bangsa”, dan “satu bahasa”.
Karakter bangsa Jepang yang rajin, terampil, gigih, tidak menyia-nyiakan waktu dan peluang, serta selalu berusaha mencapai keberhasilan ditempa dan dibentuk oleh sempitnya tanah dan adanya empat musim. Penananam kecerdasan spiritual sangat dipengaruhi oleh semangat Bushido yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan. Tradisi dan budaya Jepang yang sudah terbiasa dan turun-temurun menanamkan kecerdasan spriritual dengan metode Repetitive Magic Power (RMP), menjadikan Jepang sebagai bangsa yang memiliki kepribadian luhur.
4. Ekonomi Indonesia Setiap Periode Pemerintah Orla Orba dan Reformasi
Masa Orde Lama ( 1945 – 1967 )
Perekonomian Indonesia pada masa orde lama perlu dicermati karena pada masa tersebut, Indonesia merupakan Negara yang baru saja merdeka. Dalam masa ini, perkembangan perekonomian dibagi dalam 3 (tiga) masa, yaitu :
1.    Masa Kemerdekaan ( 1945 – 1950 )
Keadaan ekonomi pada masa awal kemerdekaan dapat dibilang sangat tidak menggembirakan. Hal itu terjadi karena adanya inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Oktober 1946 Pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang, namun adanya blockade ekonomi oleh Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas Negara. Akibatnya Negara berada dalam kondisi krisis keuangan dan kondisi itu tentu membahayakan bagi keberlangsungan perekonomian Indonesia pada saat itu.
Dalam menghadapi krisis tersebut, pemerintah menempuh beberapa kebijakan, yaitu :
1.    Pinjaman Nasional
2.    Pemenuhan Kebutuhan Rakyat
3.    Melakukan Konferensi Ekonomi
4.    Membuat Rencana Pembangunan
Dibuat Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan) untuk melengkapi pembahasan mengenai peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status perkebunan asing. Dalam dokumen ini meliputi anjutan memperbanyak kebun bibit dan padi unggul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
5.    Membangun Partisipasi Swasta Dalam Pembangunan Ekonomi
Pemerintah berusaha menggandeng swasta untuk mewujudkan rencana-rencana diatas.
6.    Nasionalisasi Bank Indonesia
Selain kebijakan di atas, muncul pula kebijakan yang dikenal dengan sebutan Sistem Ekonomi Gerakan Benteng dan Sistem Ekonomi Ali-Baba. Kondisi perekomiman pada masa ini lebih banyak berkutat pada bagaimana menyelesaikan permasalahan ekonomi dasar namun hal inipun juga tidak bisa berjalan dengan baik akibat situasi politik yang tidak stabil.
7.    Masa Demokrasi Liberal ( 1950 – 1957 )
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas mutlak dan hal ini kemudian membuat pada masa ini perekonomian diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Dampak dari kebijakan ini akhirnya hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
8.    Masa Demokrasi Terpimpin ( 1959 – 1967 )
Demokrasi Terpimpin tidak lepas dari sosok Presiden Soekarno, sehingga pemikiran Soekarno menjadi dasar bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin. Dalam pidato beliau yang berjudul Kembali ke Rel Revolusi terbitlah pemikiran Soekarno tentang demokrasi terpimpin. Demokrasi Terpimpin benar-benar terjadi setelah muncul Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Mulai saat itulah Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin. Akibat dari system ini berdampak pada perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akhirnya cenderung berjalan melalui system etatisme, dimana dalam system ini Negara dan aparatur ekonomi Negara bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor Negara.
Masa Orde Baru ( 1967 – 1998 )
Masa Orde Baru identik dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dikenal beberapa tahapan pembangunan yang menjadi agendanya. Orde Baru mengawali rezimnya dengan menekankan pada prioritas stabilitas ekonomi, dan politik. Program pemerintah berorientasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan Negara, dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi yang baru melalui pendekatan demokrasi pancasila, dan secara perlahan campur tangan pemerintah dalam perekonomian mulai masuk.
Agar implementasi kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan terencana, maka kebijakan tersebut dilaksanakan dengan sebutan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) dan berlangsung dalam periodisasi lima tahunan sehingga dikenal dengan sebutan Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Pelita menunjukkan hasil yang signifikan dalam proses pembangunan ekonomi, terbukti pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, menurunkan angka kemiskinanm meningkatkan partisipasi pendidikan, penurunan angka kematian bayi, dan peningkatan sector industri, berhasil dalam mengendalikan jumpal penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB).
Sisi negatif dari Pelita adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup, kerusakan suber daya alam, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar daerah, ketimpangan antar golongan pekerjaan, akumulasi utang luar negeri yang semakin menumpuk serta muncul pula konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Meskipun Orde Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi fundamental ekonomi justru rapuh. Titik kulminasi keterpurukan Orde Baru berujung pada mundurnya Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa Reformasi (1998 - Sekarang)
Masa reformasi dianggap sebagai tonggak baru perjalanan kehidupan bangsa Indonesia dari sisi sosial dan politik. Muncul beberapa kebijakan yang kemudian menjadi landasan bagi perjalanan sejarah Bangsa Indonesia kedepan. Kebijakan yang paling menonjol adalah adanya pergeseran pengelolaan pemerintahan dari sentralitis menjadi desentralitis.
1.    Masa Presiden BJ. Habibie ( 21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999 )
Salah satu tugas penting Presiden Habibie adalah mendapatkan kembali komunitas Negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah :
1)    Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
2)    Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
3)    Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp 10.000,00
4)    Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
5)    Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
2.    Masa Presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur ( 20 Oktober 1999 - 23 Juli 2001 )
Gus Dur memerintah dengan gaya yang agak kontroversial. Banyak pernyataan-pernyataan yang membuat kebingungan public sehingga berakibat seringnya muncul perdebatan di public yang tidak memberikan pendidikan bagi masyarakat. Gus Dur juga gemar melakukan perjalanan ke luar negeri, yang cenderung terkesan pemborosan. Keterbatasan fisiknya juga mempengaruhi kinerjanya dalam menjalankan pemerintahan.
Perekonomian kala itu butuh perhatian serius dalam penanganannya, salah satunya sector moneter dan untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid memliki karakteristik sebagai berikut :
1)    Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter dalam negeri juga sudah mulai stabil.
2)    Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik
3)    Sosial dan Politik yang tidak stabil dan semakin parah yang membuat investor asing menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia
4)    Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung negative dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada kegiatan pebelian dalam perdagangan saham di dalam negeri
Gus Dur telah menghiasi bagian sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Di tengah keterbatasan fisiknya dan gaya kontroversinya, Gus Dur juga telah meletakkan dasar kebijakan yang dapat menjadi pijakan bagi pemerintahan selanjutnya.
3.    Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri ( 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004 )
Mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gus Dur ditunjukkan dengan adanya inflasi dan rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri maupun swasta. Selain itu, nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif dan indeks harga saham gabungan yang cenderung menurun.
Salah satu masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi. Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita dan menurunkan kurs mata uang rupiah dibawah Rp 10.000,00 dan untuk mengatasi korupsi dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati, perekonomian Indonesia mulai mengalami kemajuan walaupun masih ada beberapa kebijakannya yang memicu banyak kontroversi tetapi Megawati sebagai presiden wanita pertama di Indonesia menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Keberhasilannya dalam memperbaiki sector moneter, dan membidani terbentuknya lembaga korupsi jelas merupakan modal berharga bagi pemerintahan selanjutnya.
  4.    Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 - Sekarang )
Merupakan presiden pertama yang dipilih oleh rakyat melalui Pemilu tahun 2004 dan tahun 2009. Pada masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam dan menjadi tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi Negara dan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan SBY yang dianggap kontroversial yaitu :
1)    Kebijakan mengurangi subsidi BBM
Dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialhikan ke subsidi sector pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2)    Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan bantuan langsung berupa uang tunai kepada masyarakat miskin namun pada kenyataannya kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak dan pembagiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
Kebijakan lain yang ditempuh adalah untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Kebijakan ini dilakukan melalui pengendalian pembangunan infrastruktur, melalui ajang pertemuan pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (tahun 2006). Event ini mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Dengan semakin banyaknya investasi asing di Indonesia diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Perkembangan dalam sector utang luar negeri juga menggembirakan. Pada pertengahan bulan Oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF. Lalu masa ini juga ditandai dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, tingkat inflasi pada masa ini sempat membumbung tinggi.
Pada tahun 2010, perumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh signifikan seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Walaupun korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Era SBY meninggalkan beberapa masalah yaitu implementasi pembangunan ekonomi terkesan seadanya karena belum muncul strategi yang bisa membuat perekonomian Indonesia kembali bergairah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya tingkat angka pengangguran dan kemiskinan yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan.
2.3 PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
1. Produk Domestik Bruto
PDB (Gross Domestic Product/GDP) adalah jumlah nilai dari semua produk akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kawasan di dalam periode waktu tertentu. PDB mencakup konsumsi pemerintah, konsumsi masyarakat, investasi dan eksport dikurangi impor di dalam kawasan tertentu.


Rumus PDB :
PDB = C + I + G + (X-I)
C= Konsumsi masyarakat
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Eksport
I = Import

PDB merupakan salah satu indikator yang penting dalam melihat sehat tidaknya perekonomian suatu kawasan selain untuk menakar tingkat kemakmuran kawasan tersebut.  Biasanya PDB disajikan sebagai perbandingan tahun sebelumnya. Sebagai contohnya jika PDB tahun ke tahun Indonesia naik  5,5% itu artinya ekonomi Indonesia bertumbuh sebanyak 5,5% selama tahun terakhir tersebut.
Seperti yang biasa terlihat, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang dipresentasikan oleh PDB mempunyai dampak yang besar kepada perekonomian. Sebagai contohnya, jika ekonomi suatu negara dinyatakan sehat maka dapat diartikan dengan tingkat pengangguran yang rendah dimana banyak permintaan tenaga kerja dengan upah gaji yang meningkat menandakan pertumbuhan dari industri-industri di dalam ekonomi. Perubahan yang signifikan di dalam PDB apaah positif atau negatif mempunyai dampak yang besar kepada pasar saham. Dengan mudah dapat dijelaskan bahwa ekonomi yang tidak sehat berarti penurunan keuntungan bagi perusahaan yang dalam arti praktis diartikan sebagai penurunan harga saham perusahaan tersebut. Investor sangat khawatir dengan pertumbuhan negatif PDB yang dapat diartikan oleh para ekonom, yaitu tanda terjadinya resesi.
2. Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional per-kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah lagi fakta bahwa penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per-kapita dapat tercapai.
3. Faktor-faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang dan hasil laut sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

BAB 3
           PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk  mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.
Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkemabangannya di zaman sebelumnya. Mulai dari masa Orde Lama→Orde Baru→Reformasi. Semuanya bermetamorfosa dalam mencapai perkembangan ekonomi yang lebih baik.





 DAFTAR PUSTAKA
http://www.benuailmu.com/2013/10/makalah-perekonomian-indonesia.html
http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-sistem-ekonomi.html/
http://www.academia.edu/7716850/TUGAS_PEREKONOMIAN_INDONESIA_SEJARAH_PEREKONOMIAN_INDONESIA